Minggu, 25 Mei 2014

PENGENDALIAN VEKTOR KUTU BUSUK

Description: D:\Orang Laen\adek\Universitas_Jember.jpg
MAKALAH
PENGENDALIAN VEKTOR KUTU BUSUK
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengendalian Vektor dan Rodent





Oleh :
Kelompok 5
1.      Puput Baryatik                                  (122110101020)
2.      Holifatul Laili                                     (122110101032)
3.      M. Iqbal Hanif M                              (122110101070)
4.      Anis Sofi Hidayati                             (122110101073)
5.      Agarahman Arif                                (122110101074)
6.      Rohmati                                            (122110101081)
7.      Leilya Irwanti                                    (122110101093)
8.      Uswatun Asihta                                (122110101099)
9.      Dewi Masyitoh Y.S                          (122110101113)
10.  Fadilah Akbar F                                 (122110101155)




FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS JEMBER
2014

KATA PENGANTAR

Puji  syukur kami ucapkan kepada  Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Karunia dan Rahmat-Nya, sehingga kami mampu menyelesaikan tugas ini dengan tepat pada waktunya. Makalah ini berhasil tersusun berkat bantuan dari pihak-pihak lain yang senantiasa membantu kami. Makalah ini kami buat untuk memberikan pengalaman tambahan kepada para pembaca tentang Pngendalian Vektor Kutu Busuk.
Tak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada dosen bidang studi yang telah memberikan materi kepada kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.kami ucapkan terima kasih kepada teman-teman yang sudah ikut berpartisipasi meluangkan waktunya membantu menyelesaikan tugas ini.
            Kami berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca pada umumnya.Kami mengucapkan terima kasih dan mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam penyusunan makalah ini.


Jember, 21 Maret 2014

          Penulis,


. 1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perjuangan manusia melawan gangguan hama sudah dimulai semenjak ia tercipta di muka bumi ini. Sebagian hama menyerang manusia dan hewan ternak baik secara langsung dengan menghisap darahnya, maupun tidak langsung sebagai penular berbagai jenis penyakit atau sebagai pengganggu dengan caranya menempel pada inangnya sehingga menimbulkan gangguan fisik maupun psikis pada inangnya. Beberapa jenis hama diantaranya yaitu lalat, nyamuk, kutu, pinjal, caplak, tungau dan lain-lain.
Kutu adalah serangga yang sangat mengganggu manusia karena menghisap darah. Kutu juga bisa menjadi vektor penyakit. Di Indonesia, sampai akhir tahun 1970an, permasalahan kutu banyak ditemukan di rumah, gedung pertunjukan, hotel atau tempat lainnya dimana manusia tidur atau duduk. Tetapi karena keberhasilan pengendalian dengan insektisida, kutu busuk hampir dapat dikendalikan secara penuh, dan hampir tidak ada informasi tentang serangan kutu busuk dalam kurun waktu 1980-2000.
Tetapi akhir-akhir ini, terutama dalam 3-5 tahun terakhir, kutu busuk mulai menjadi masalah, banyak ditemukan di hotel berbintang, losmen asrama, dan sedikit di rumah tinggal. Sebenarnya permasalahan yang mulai terjadi di Indonesia tidak separah permasalahan yang sudah terjadi di banyak negara di Eropa, Amerika Serikat, Canada, dan Australia bahkan Malaysia dan Singapura mulai melaporkan adanya permasalahan dengan kutu busuk. Di AS, misalnya pada tahun 2007 dilaporkan telah terjadi peledakan populasi (out breaks) kutu busuk di 50 negara bagian.
Munculnya kembali kutu busuk, merupakan salah satu misteri dalam Entomologi, mengingat serangga penghisap darah ini hampir tidak muncul untuk jangka waktu puluhan tahun. Walaupun demikian, adalah fakta bahwa dengan adanya globalisasi, orang dan barang dapat dengan mudah berpindah dari satu tempat/negara ke tempat/negara lainnya. Mobilitas ini turut memberikan kontribusi terhadap penyebaran kutu busuk ini ke seluruh dunia. Oleh karena itu, dalam makalah ini kami akan membahas tentang karakteristik dan pengendalian kutu busuk.

1.2  Rumusan Masalah

1.    Apa saja jenis spesies kutu busuk beserta ciri dan dampaknya bagi kesehatan manusia?
2.    Bagaimana cara pengendalian kutu busuk?

1.3  Tujuan

1.    Mengetahui jenis spesies kutu busuk beserta ciri dan dampaknya bagi kesehatan manusia.
2.    Mengetahui cara pengendalian kutu busuk.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1         Pengertian

Kutu busuk adalah salah satu insekta yang termasuk dalam ordo Hemiptera yaitu salah satu jenis serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna, serta tidak mempunyai sayap. Umumnya binatang ini hidup dari menghisap darah korbannya yaitu manusia atau hewan. Kepinding merupakan serangga kecil dan merupakan hewan nocturnal hematophagous. Kepinding manusia masih berkembang pesat dengan populasi yang banyak khususnya di negara berkembang yang sebelumnya relatif bebas kepinding. (Harold J  Harlan, 2006)
Description: Description: 250px-Bed_bug,_Cimex_lectularius
Genus dan spesies kepinding pada umumnya bisa beradaptasi dengan baik di lingkungan manusia. Hewan tersebut dapat ditemukan di daerah iklim di seluruh dunia dan sudah dikenal sejak zaman pra-sejarah. Spesies lainnya termasuk cimex hemipterus, ditemukan di wilayah tropis (termasuk Florida), yang juga mengganggu unggas dan kelelawar dan septocimex baveli ditemukan di wilayah tropis, Afrika Barat dan Amerika Selatan yang mengganggu kelelawar dan manusia. Cimex polasellus dan cimex pipistrella utamanya menyerang kelelawar, sedangkan haemotosiphon inodora, spesies dari Amerika Utara, memangsa unggas. (Alameda Country Vector Control Services District, 2002)


Description: Description: 545px-Cimex_lectularius2

Kepinding merupakan serangga dari ordo hemiptera dan famili dari cimidae. Kepinding yang umumnya berasosiasi dengan manusia adalah cimex lectularius (Common Beg Bug). Spesies lain yang juga berarosiasi dengan manusia adalah cimex hemipterous (Tropical Bed Bug).

Kepinding merupakan serangga kecil tanpa sayap (+ 3/8 inci), tapi dapat dilihat dengan mata telanjang. Bentuk kepinding oval dan penampilannya terlihat tipis/datar. Siklus hidupnya adalah telur, 5 tahap nimfa, dan dewasa. Pertumbuhan dibawah kondisi normal memerlukan 5-8 minggu dari telur hingga dewasa. Bentuk nimfa terlihat seperti kepinding dewasa kecuali untuk ukurannya. Kepinding (jantan dan betina) memakan darah hanya pada mamalia dan burung. Betina dewasa membutuhkan asupan darah untuk memproduksi telur dan selama masa hidup (+ 18 bulan) bisa memproduksi 200-500 telur. Kepinding merupakan hewan yang beraktivitas pada malam hari (noctural), tetapi bisa mencari makan pada siang hari di area yang kurang cahaya/tempat gelap. (Harold J  Harlan, 2006)

2.2         Klasifikasi Kutu busuk

Kerajaan: Animalia
Filum: Arthropoda
Kelas: Insecta
Ordo: Hemiptera
Upaordo: Heteroptera
Infraordo: Cimicomorpha
Superfamili: Cimicoidea
Famili: Cimicidae

2.3         Morfologi

Morfologi Kutu Busuk:
a.         Dua spesies kutu busuk yang mendapat makanan dari manusia : kutu busuk biasa (Cimex lectularis ) yang terdapat pada dunia dan kutu busuk tropic (Cimex hemipterus) yang terdapat terutama di negara-negara beriklim tropic.
b.        Mereka dapat menimbulkan gangguan hebat ketika berada pada kepadatan penduduk yang tinggi akan menjadi suatu hal yang biasa pada daerah dengan kondisi rumah yang memprihatinkan.
c.         Kutu busuk mempunyai tubuh yang datar dengan bentuk oval  tanpa sayap dan panjangnya 4-7 mm.
d.        Warnanya berkilau coklat kemerahan tapi setelah makan darah menjadi bengkak/gembung dan warnanya menjadi coklat tua.
e.         Kepalanya mempunyai sepasang antena yang panjang, mata majemuk yang menonjol di lateral, dan alat mulut yang khas sebagai probosis yang dapat dilipat ke belakang di bawah kepala dan toraks bila tidak digunakan. Bila menghisap darah bagian mulut ini menjulur ke depan. Protoraks membesar dengan lekukan yang dalam di bagian depan tempat kepala menempel.
f.         Bagian mulut digunakan untuk menusuk dan menghisap. Labrumnya kecil dan tidak dapat digerakkan. Labium membentuk suatu tabung yang terdiri atas 4 ruas, dan mengandung stilet maksila dan mandibula yang berguna untuk menusuk dan mengisap.
g.        Sayapnya tidak berkembang (vestigial) dan abdomennya terdiri atas 9 ruas yang jelas.

2.4         Siklus hidup

Karena bentuk tubuhnya yang gepeng, kutu busuk ini mampu merayap dan menyusup ke dalam celah yang sangat sempit. Siklus hidup kutu busuk dimulai dari telur yang dihasilkan oleh kutu busuk dewasa dengan jumlah sekitar 100 sampai 250 ekor untuk sekali musim bertelur yang biasanya berlangsung antara 2 sampai 10 bulan. Kutu busuk bertelur 1-5 butir sehari selama 2-10 bulan. Telurnya berwarna putih dengan panjang kira-kira 1 mm. Telur-telur ini ditempelkan pada celah-celah atau pada tepi kasur, kemudian akan menetas selama 18 sampai 56 hari. Cepat atau tidaknya menetas tergantung dari temperature dan ketersediaan makanannya. Tahap selanjutnya adalah nimpa. Bentuk nimpa mirip dengan bentuk dewasa namun lebih kecil. Pada tahap nimpa ini, kutu busuk sudah mulai menghisap darah manusia dan mengalami pergantian kulit sebanyak 5 sampai 6 kali. Nimpa akan berkembang menjadi dewasa dalam waktu 8-13 minggu. Pada tahap dewasa, betina mampu tidak makan selama 1 tahun dan dapat bertahan hidup dalam suhu rendah 0oC untuk waktu yang lama. Sedangkan untuk jantan biasanya mampu bertahan antara 6 bulan sampai 1 tahun.

2.5         Gejala Penyakit Akibat Kutu Busuk

Sampai sekarang tidak ada bukti-bukti bahwa kutu busuk berfungsi sebagai vektor transmisi penyakit-penyakit manusia. Kutu busuk mengganggu kesenangan manusia karena menggigit dan menghisap darah manusia. Kutu busuk paling suka darah manusia, tetapi kadang-kadang juga menghisap darah ayam, unggas lainnya, tikus, binatang-binatang lain. Mereka hisap darah untuk makanan mereka. Ada orang yang sangat sensitif terhadap gigitan kutu busuk, tempat yang digigit menjadi merah, bengkak dan gatal, ini disebut sebagai penyakit ruam-ruam. Tetapi ada juga orang-orang yang seolah-olah tidak merasakan apapun kalau digigit oleh kutu busuk. Kutu busuk mempunyai kebiasaan untuk degaekasi segera sehabis menghisap darah. Tempat gigitan yang menjadi gatal digaruk-garuk dan feces kutu busuk terdorong masuk kedalam luka bekas gigitan, tetapi dengan cara ini tidak ada penularan penyakit.

2.6         Pengendalian

Bila masalah kutu busuk dilaporkan atau ditemukan, sebelum dilakukan pemeriksaan oleh ahli dan upaya pengendalian kutu busuk dilakukan ada hal-hal praktis yang harus dilakukan, bila hal ini terjadi di kamar hotel, rumah, asrama adalah sebagai berikut :
1.    Jangan memindahkan barang apapun dari kamar, bila hal ini dilakukan penyebaran kutu busuk ke tempat lain/kamar akan amat mudah terjadi.
2.    Setelah pemeriksaan oleh ahli dilakukan, semua sprei, gorden dan pakaian yang ada harus dikeluarkan (termasuk tempat tidur, jangan memindahkan tempat tidur ke gudang, apalalagi memindahkan ke kamar lain, karena akan menyebarkan kutu busuk ke tempat lain). Barang-barang tersebut harus diperiksa secara teliti sebelum dipindahkan ke tempat lain, dengan terlebih dahulu dimasukkan ke kantong plastik dan ditutup erat-erat.
3.    Pengendalian kutu busuk hanya dapat dilakukan bila pemilik tempat (hotel, rumah dsb) memahami permasalahan kutu busuk ini dengan baik (antara lain cara hidup kutu busuk, dari mana kutu busuk datang, bagaimana cara pengendaliannya, apa yang harus dilakukan oleh pemilik tempat agar pengendalian dapat dilakukan). Dengan pemahaman ini pemilik tempat dapat mencari perusahaan pengendali hama yang baik dan memahami betul biologi dan cara pengendalian kutu busuk (dengan insektisida atau tanpa insektisida).
4.    Bila insektisida digunakan, pemakaian insektisida perlu diulang (karena biasanya hanya membunuh nimfa dan dewasa) sampai semua telur kutu busuk yang ada menetas dan akhirnya terkena insektisida dan mati. Tetapi karena banyak kutu busuk sudah resisten terhadap insektisida (banyak dilaporkan di Amerika, dan Eropa), pilihan insektisida untuk mengendalikannya menjadi amat terbatas. Berdasarkan penelitian awal  yang dilakukan di laboratorium ITB menunjukkan bahwa kutu busuk yang kami peroleh dari beberapa tempat di Indonesia banyak yang sudah resisten terhadap insektisida piretroid, organofosfat dan karbamat.
Dengan demikian, pemilihan insektisida (jenis formulasi dan cara kerja, mode of action insektisida) yang tepat dikombinasikan dengan cara-cara tanpa insektisida dapat digunakan untuk mengendalikan kutu busuk dengan baik.

2.7         Pemberantasan

Pemberantasan Cimex/ kutu busuk secara garis besar dapat dilakukan dengan cara :
1.    Letakkan kulit durian di bawah tempat yang banyak terdapat kutu busuknya. Biarkan beberapa hari, maka kutu busuk akan lenyap.
2.    Ambillah beberapa buah asam segar, kupas kulitnya dan letakkan di tempat kutu busuk berada. Maka kutu busuk akan pergi jauh-jauh dari tempat tersebut.
3.    Menaruh daun mindi kering di bawah kasur juga dapat mengusir kutu kusuk.
4.    Dapat juga menggunakan Baygon untuk membunuhnya, tetapi yang terpenting sering menjemur kasur karena tujuannya untuk membunuh telur-telurnya.
5.    Meneteskan lilin/minyak tanah di tempat-temmpat yang tersembunyi, termasuk lekukan-lekukan kasur, jumlah tetesannya sesuaikan dengan kebutuhan, yang terpenting tetesan lilin menutup celah-celah sekaligus memanaskan/mematikan telur dan nimfa.
6.    Pemberantasan yang paling efektif adalah mengeringkan/menjemur tempat-tempat habitatnya, seperti kasur dan sofa.


BAB III
PEMBAHASAN

3.1  Kasus I

Minggu, 23 Januari 2011

Kutu Busuk Tempat Tidur Cimex lectularius Kembangkan DNA Tahan Pestisida
Jurnal KeSimpulan.com - Kutu busuk melakukan perlawanan terhadap pestisida. Anda mengalami kesulitan mengeluarkan kutu busuk sialan bahkan dengan pestisida?
Mereka mungkin telah mengembangkan gen baju besi sehingga tahan terhadap racun serangga. Analisis genetik kutu tempat tidur kepinding (Cimex lectularius) mengungkap bahwa serangga penghisap darah mengembangkan perlawanan terhadap pestisida.
Setelah kutu busuk menyeruput darah sering meninggalkan benjolan karena rasa gatal pada situs. Setelah mereka berpesta, parasit 6 milimeter ini bermeditasi di celah-celah gelap hingga enam bulan untuk mencerna darah kita yang dicuri sehingga untuk menemukan dan memberantas mereka sangat sulit.
Sejak 1940-an, insektisida dosis tinggi digunakan secara luas, DDT telah membuat populasi kutu busuk menurun. Namun dalam dekade terakhir, populasi mereka meningkat 100 hingga 500 persen di Amerika Utara, Eropa, Asia timur dan Australia. Kebangkitan parasit ini sebagian disebabkan oleh peningkatan perjalanan manusia ke dan dari daerah pemasok kutu busuk serta penjualan mebel dan pakaian bekas yang terinfeksi.
Tetapi peningkatan populasi juga tumbuh karena mereka telah mengembangkan ketahanan terhadap pestisida seperti piretroid, kata Omprakash Mittapalli, entomolog dari Ohio State University di Wooster. Memahami bagaimana makluk memakai baju besi perlindungan baru dapat memberi metode kontrol yang lebih efektif.
Mittapalli dan rekannya curiga seperti hama lainnya, kutu busuk resisten memproduksi lebih banyak detoxifying enzymes seperti cytochrome P450s dan glutathione S-transferases (GSTs) yang menelan senyawa beracun dalam pestisida berbahaya setelah mereka merubah struktur kimia.
Para peneliti melakukan sekuens messenger RNA (mRNA) dari laboratorium yang memelihara kutu busuk yang rentan terhadap pestisida. Dengan membandingkan mRNA ke database sekuens genetik, Mittapalli menemukan beberapa gen menyandikan cytochrome P450 dan GST enzymes.
Mittapalli kemudian membandingkan populasi kutu rentan dengan populasi kepinding yang tampaknya tahan pestisida yang dikumpulkan dari sebuah apartemen di Columbus, Ohio, yang selamat setelah diberondong insektisida berulang. Peneliti melihat bagaimana tingkat gen enzim pengkode mRNA bervariasi selama pertumbuhan dan perkembangan kutu busuk dari balita hingga dewasa.
Sepanjang kehidupan kutu busuk, gen cytochrome P450 lebih diekspresikan dalam populasi yang telah terkena pestisida daripada populasi yang rentan. Balita dalam populasi yang terpapar pestisida juga menyatakan jumlah lebih tinggi GST mRNA daripada kutu yang rentan pestisida, walaupun pada dewasa tidak ada perbedaan yang signifikan.
Hasil penelitian menunjukkan resistensi pestisida mungkin karena "kombinasi perubahan genetik kutu," kata Mittapalli, melapor ke PLoS ONE.
Michael Keller, entomolog dari University of Adelaide, Australia, mengatakan hasil studi memberikan "bukti kuat" bahwa enzim adalah mekanisme resistensi. Namun, Keller menunjukkan kehadiran enzim secara tidak langsung (melalui aktivitas mRNA) daripada secara langsung, sehingga cara resistensi "memerlukan konfirmasi".
Mittapailli mengakui melihat mRNA "untuk mendapatkan gen secara fungsional aktif dalam genome kutu". Dia sekarang akan mengkonfirmasi fungsi gen dan mengamati perubahannya.
Keller mengatakan di masa depan, insektisida mungkin akan disaring untuk memastikan tidak akan detoksifikasi oleh enzim. Atau, metode pengendalian baru bisa dirancang untuk memblokir jalur detoksifikasi.


3.1.1   Analisis Kasus I

1.    Apa penyebab kutu busuk tempat tidur Cimex lectularius resisten terhadap pestisida?
Kutu busuk Cimex lectularius mempunyai detoxifying enzymes seperti cytochrome P450s dan glutathione S-transferases (GSTs) yang menelan senyawa beracun dalam pestisida berbahaya setelah mereka merubah struktur kimia.
2.    Apa yang menjadi kemungkinan terbesar kutu busuk Cimex lectularius menjadi resisten terhadap pestisida?
Kutu busuk Cimex lectularius menjadi resisten dimungkinan karena penggunaan pestisida dengan dosis tinggi yang pada akhirnya tidak efektif untuk membasmi kutu busuk tersebut secara tuntas, tetapi malah membawa dampak pada struktur genetika kutu busuk tersebut. Sebagai contoh, pada tahun 1940-an penggunaan pestisida dosis tinggi marak digunakan dan memang berhasil menurukan populasi kutu busuk. Namun, beberapa dekade terakhir dilaporkan bahwa populasi kutu busuk menjadi meningkat sampai 100-500 kali dari jumlah populasi pada tahun 1940.
3.    Mengapa kutu busuk Cimex lectularius menjadi resisten terhadap segala macam pestisida yang ada di dalam pasaran?
Kutu busuk Cimex lectularius menjadi resisten Karen kutu busuk tersebut menghasilkan detoxifying enzymes seperti cytochrome P450s dan glutathione S-transferases (GSTs) yang menelan senyawa beracun dalam pestisida berbahaya setelah mereka merubah struktur kimia. Detoxifying enzymes terbentuk karena ada nya perubahan struktur genetika ketika pada zaman dahulu kutu busuk tersebut dicoba dibasmi dengan menggunakan pestisidadengan dosis tinggi.
4.    Dimana terjadinya ledakan populasi kutu busuk Cimex lectularius sebagai akibat dari kesalahan penggunaan pestisida pada tahun 1940-an?
Terjadinya ledakan populasi kutu busuk sebesar 100 hingga 500 persen di Amerika Utara, Eropa, Asia timur dan Australia.
5.    Kapan terjadinya kesalahan penggunaan pestisida yang pada akhirnya mengakibatkan terjadinya ledakan kutu busuk?
Penggunaan pestisida dengan dosis tinggi dan salah terjadi pada tahun 1940-an.
6.    Siapa yang seharusnya memberikan edukasi terkait dengan membasmi/memutuskan rantai perkembangan kutu busuk?
Pihak yang sebaiknya memberikan edukasi terkait tentang kutu busuk adalah Dinas Kesehatan bagian Pengendalian Penyakit Menular.
7.    Bagaimana cara menekan jumlah populasi pada kutu busuk secara baik?
Cara menekan populasi kutu busuk adalah dengan menggunakan pengendalian vector, beberapa upaya yang efejtif dan dapat dilakukan adalah ketika siklus hidup kutu busuk berada pada tahap telur dan nimfa. Pada tahap ini, telur kutu busuk masih belum stagnan diam sehingga mudah untuk dibasmi. Sedangkan pada tahap nimfa, kutu busuk masih bersifat infertile artinya ia msih belum bias melakukan pembuahan akibat tidak adanya genital pada tubuh nimfa kutu busuk.
Dengan demikian, apabila kutu busuk pada 2 stadium tersut dibasmi, secara signifikan dapat mengurangi populasi kutu busuk. Hal ini karena generasi fertile kutu busuk mati dan terputus rantai hidupnya. Sedangkan kutu busuk dewasa, mereka masih bersifat fertile, sehingga masih dapat terus mengalami pembuahan. Oleh karena itu, lakukan pencegahan diri dari gigitan kutu busuk agar kutu busuk tidak memiliki makanan dan mati. Walaupun kemungkinan ini dapat terjadi dalam kurun waktu 4 bulan, karena kutu busuk tanpa makan hanya bias hidup selama 4 bulan.

3.2         Kasus II

Selasa, 17 Mei 2011 | 12:23 WIB

HATI-HATI, KUTU BUSUK MENGUNDANG KUMAN KE TEMPAT TIDUR
Description: Description: Hati-Hati, Kutu Busuk Mengundang Kuman ke Tempat Tidur
Kutu busuk dewasa dengan pembesaran tinggi . livescience.com
TEMPO Interaktif, Vancouver - Gigitan kutu busuk yang gatal dan membuat orang tak bisa tidur ternyata cuma sebagian kecil masalah yang dibawa binatang itu. Para ilmuwan menemukan bahwa binatang pengisap darah itu juga menyembunyikan bakteri resistan antibiotik, atau disebut superbug.
"Temuan ini mengungkapkan bahwa kutu busuk, yang awalnya sekadar sesuatu yang mengganggu, ternyata dapat menyebarkan penyakit," kata Marc Romney, peneliti studi dari Rumah Sakit St. Paul di Vancouver, British Columbia, Kanada.
Romney dan timnya mempelajari lima kutu busuk dari tiga pasien di sebuah rumah sakit. Kutu busuk dari dua pasien membawa bakteri resistan antibiotik Enterococcus faeium (VRE). Obat untuk mematikan bakteri itu adalah dengan menggunakan antibiotik vancomycin, tapi bakteri tersebut kini kebal terhadap obat itu.
Tiga kutu busuk dari pasien lainnya positif membawa superbug MRSA, yaitu bakteri Staphylococcus aureus resistan metisilin. Strain MRSA yang ditemukan pada kutu busuk itu adalah USA300, strain berbahaya yang diasosiasikan dengan infeksi kulit dan jaringan lunak.
Bakteri itu ditemukan pada hampir semua benda, mulai telepon seluler hingga uang, bahkan di sepanjang pantai. Kuman ini umumnya diasosiasikan dengan rumah sakit, karena berpindah lewat kontak antara petugas kesehatan dan pasien, meski bakteri itu harus masuk ke kulit seseorang untuk menyebabkan penyakit.
"Infeksi MRSA umumnya memerlukan luka pada kulit, dan kutu busuk menggigit kulit, sehingga secara teori kutu busuk dapat mentransfer bakteri tersebut," kata Romney. "Kutu busuk dapat membawa organisme dari satu manusia ke manusia lain."
Namun para ilmuwan tak tahu apakah para pasien itu telah terpapar bakteri itu sebelumnya dan memindahkannya kepada kutu busuk, atau apakah kutu busuk membawa bakteri tersebut bersama mereka sebelum "menumpangi" pasien itu ke rumah sakit.
LIVESCIENCE | TJANDRA

3.2.1   Analisis Kasus II

Pembahasan menurut analisis 5W + 1H
1.Masalah apa yang akan timbul jika kutu busuk menyerang manusia ? 
Para ilmuwan akhir – akhir telah menemukan bahwa kutu bususk dapat menyebabkan penyakit yang berhubungan dengan infeksi kulit dan jaringan lunak, serta para ilmuwan juga menemukan bahwa kutu busuk membawa bakteri yang resisten terhadap antibiotik
2.Dimana ditemukan kasus ini ? 
Kasus ini ditemukan di penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit St. Paul di Vancouver, British Columbia, Kanada
3.Kapan kasus ini ditemukan ? 
Kasus ini ditemukan pada Selasa, 17 Mei 2011
4.Siapa yang melakuakn penelitian dalam kasus ini ? 
Marc Romney dari Rumah Sakit St. Paul di Vancouver, British Columbia, Kanada. 
5.Mengapa kasus ini bisa terjadi ? 
Dahulu yang awalnya kutu busuk hanya sebagai penggangu manusia karena gigitannya yang menyebabkan rasa gatal sepanjang malam, kini sepertinya sudah berevolusi mengikuti perubahan lingkungan, sekarang sudah ditemukan bahwa kutu busuk membawa bakteri resisten antibiotic yang biasa dsebut Superbug , bakteri yang masuk dalam golongan ini sekarang sudah kebal terhadap antibiotic yang dahulu digunakan sebagai pembasminya, salah satu bakteri resisten yang di bawa oleh kutu busuk adalah yaitu bakteri Staphylococcus aureus resistan metisilin denagn strain USA300 yang dikategorikan sebagai strain berbahaya, bakteri ini diasosiasikan dengan infeksi kulit dan jaringan lunak
6.Bagaimana cara mencegah agar kita terhindar dari penyakit yang disebabkan oleh kutu busuk seperti pada kasus di atas ? 
Manusia tidak dapat memprediksikan atau mengidentifikasi secara langsug apakah kutu busuk tersebut membawa agen penyakit yang resisiten terhadap antibiotic seperti yang dijelaskan pada kasusu diatas. Sehingga upaya pencegahannya masih sama seperti upaya pencegahan secara umum, yakni sebagai berikut: 
1.    Pencegahan Primordial
a.    Adanya kebijakan dari pemerintah untuk melakukan riset lebih lanjut akan perkembangan informasi terkait kutu busuk membawa agen infeksi yang resisten.
b.   Membeli barang-barang pakaian yang terbuat dari material yang tidak dapat digunakan oleh kutu busuk sebagai sarang perindukan.
2.    Pencegahan Primer
a.   Health Promotion : Memberikan promosi kesehatan kepada masyarakat terkait kutu busuk, terutama kepada ibu-ibu. Bias pula menggunakan bantuan perantara ibu PKK.
b.   Specifik protection :
-             Menggunakan repellant ketika tidur
-             Menggunakan lotion kulit
-       Membersihkan tempat tidur setelah bangun pagi, menjemurnya, dan memcucinya maksimal 1 -2 minggu sekali.
-       Cucilah seprai dan selimut secara terpisah dengan air panas. Untuk setiap cucian, tambahkan sejumlah deterjen serta pemutih.
-       Cucilah barang-barang lain yang biasa menempel di tempat tidur seperti boneka, dsb. Dengan menggunakan cara yang sama.
-       Pindahkan tempat tidur ke area terbuka (bawa keluar rumah).
-       Bersihkan daerah bekas tempat tidur secara perlahan sampai benar-benar bersih.
-       Membersihkan permukaan kasur dengan menggunakan pembersih bakteri (sepert Lysol, dsb.) terutama bagian lipatan dan sudut kasur, rangka ranjang, dan sudut-sudut ranjang.
-       Bunuh kutu busuk dan larvanya dengan menggunakan hair dryer.
-       Membersihkan setiap meja sekitar tempat tidur dengan cairan pembersih.
3.    Pencegahan sekunder :
a.   Diagnosis dini : melakukan pengamatan kepada kulit setiap bangun pagi. Jika ada benjolan merah dan gatal, terdapat kemungkinan adanya gigitan kutu busuk. Namun juga perlu mempertimbangkan factor lainnya.
b.   Pengobatan : dapat menggunakan antibiotic. Namun jika msih belum sembuh atau terdapat gejala resisten maka periksakan ke dokter kulit.
4.    Pencegahan tersier : Rehabilitasi yaitu mempercepat perbaikan kulit dengan mengonsumsi vitamin C, dan mikromineral lainnya. 



BAB IV
PENUTUP

4.1         Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat kita ambil berdasarkan uaraian di atas antara lain :
1.        Jenis spesies kepinding yaitu Cimex hemipterus, Septocimex baveli, Cimex polasellus, cimex pipistrella, Haemotosiphon inodora. Spesies yang berasosiasi dengan manusia adalah Cimex lectularius (Common Beg Bug) dan Cimex hemipterous (Tropical Bed Bug).
2.        Sampai sekarang tidak ada bukti-bukti bahwa kutu busuk berfungsi sebagai vektor transmisi penyakit-penyakit manusia. Kutu busuk mengganggu kesenangan manusia karena menggigit dan menghisap darah manusia yang dapat menyebabkan ruam pada kulit. Pengendalian kutu busuk hanya dapat dilakukan bila pemilik tempat (hotel, rumah dsb) memahami permasalahan kutu busuk ini dengan baik (antara lain cara hidup kutu busuk, dari mana kutu busuk datang, bagaimana cara pengendaliannya, apa yang harus dilakukan oleh pemilik tempat agar pengendalian dapat dilakukan).

4.2         Saran

Sampai saat ini tidak ada bukti bahwa kutu busuk sebagai vektor transmisi penyakit-penyakit manusia. Namun hal ini perlu diwaspadai karena kutu busuk dapat menganggu kenyamanan manusia karena gigitannya yang dapat menyebabkan ruam pada kulit. Oleh karena itu disarankan kepada pembaca untuk selalu menjaga agar kutu busuk tidak ada disekitar kita dengan cara selalu mengontrol bagian yang memiliki potensi keberadaan kutu busuk.

HASIL DISKUSI

 

1.      Kebiasaan degaekasi kutu busuk

Kutu busuk mempunyai kebiasaan untuk defekasi (bukan degaekasi) segera sehabis menghisap darah. Tempat gigitan yang menjadi gatal digaruk-garuk dan feces kutu busuk terdorong masuk kedalam luka bekas gigitan, tetapi dengan cara ini tidak ada penularan penyakit.

2.      Durian dijadikan pengendalian alami untuk mengatasi kutu busuk

Meletakkan kulit durian di bawah tempat yang banyak terdapat kutu busuknya. Misalnya di ujung-ujung lipatan kasur, di bawah kasur, di bawah meja, kursi dan sekitarnya. Bau khas dari durian yang menyengat akan membuat kutu busuk tidak nyaman dan memutuskan untuk pergi.

3.      Mengatasi resistensi Cimex lectularius terhadap insektisida

Berdasarkan penelitian awal  yang dilakukan di laboratorium ITB menunjukkan bahwa kutu busuk dari beberapa tempat di Indonesia banyak yang sudah resisten terhadap insektisida piretroid, organofosfat dan karbamat.
Dengan demikian, pemilihan insektisida (jenis formulasi dan cara kerja, mode of action insektisida) yang tepat dikombinasikan dengan cara-cara tanpa insektisida dapat digunakan untuk mengendalikan kutu busuk dengan baik.

4.      Kutu busuk yang mengigit darah manusia dan darah hewan

Kutu busuk yang biasanya menggigit darah hewan adalah spesies Cimex hemipterus dan yang menggigit darah manusia adalah spesies Cimex lectularius

5.      Zat kimia yang sudah resisten terhadap Kutu Busuk

Kutu busuk sudah banyak yang resisten terhadap insektisida piretroid, organofosfat dan karbamat. Pemilihan insektisida yang tepat dikombinasikan dengan cara-cara tanpa insektisida dapat digunakan untuk mengendalikan kutu busuk dengan baik.

6.      Bagaimana mekanisme bakteri yang berasal dari kutu busuk masuk kedalam tubuh manusia?

Setelah menggigit manusia kutu busuk akan meninggalkan feses yang mengandung bakteri. Gigitan tersebut akan menimbulkan rasa gatal dan manusia cenderung untuk menggaruk. Jika garukan tersebut berlebihan hingga menimbulkan luka maka bakteri dapat masuk kedalam tubuh manusia dan akan menimbulkan penyakit.

7.      Menjemur kasur sebanyak 1-2 minggu sekali atau 1 hari sekali untuk pemberantasan Kutu Busuk

Untuk menghindari adanya kutu busuk, pemberantasan yang paling efektif adalah mengeringkan/ menjemur tempat-tempat habitatnya, seperti kasur dan sofa. Dapat melakukannya sekali dalam 2 minggu dengan meletakkannnya di bawah sinar matahari dan memukul-mukul kasur tersebut menggunakan penebah. Jika memiliki waktu luang dapat juga menjemurnya setiap hari agar penemuan kutu busuk di lipatan kasur bisa dihindari dan yang terpenting sering menjemur kasur karena tujuannya untuk membunuh telur-telurnya.

8.Obat yang sudah digunakan untuk mengatasi resistensi Kutu Busuk

Dapat menggunakan antibiotic. Namun jika masih belum sembuh atau terdapat gejala resisten maka periksakan ke dokter kulit.
9.             Solusi selain menjemur kasur untuk pemberantasan Kutu Busuk
   Dengan cara menggunakan setrika uap sehingga dengan panas yag dihasilkan dari setrika uap dapat membasmi kutu busuk. Selain itu meletakkan kulit durian dibawah tempat tidur karena bau yang dihasilkan kulit durian dapat mengusir kutu busuk.
   9.“Jangan memindahkan barang apapun dari kamar bila hal ini dilakukan penyebaran kutu busuk ke tempat lain/ kamar akan amat mudah terjadi.“
Maksud dari pernyataan tersebut adalah seseorang tidak boleh asal memindahkan barang yang dicurigai terdapat kutu busuk ke tempat lain/ kamar sebelum dilakukan penjemuran terhadap barang tersebut. Hal itu karena untuk menghindari peyebaran kutu busuk ke tempat lain. Barang-barang tersebut harus diperiksa secara teliti sebelum dipindahkan dengan terlebih dahulu dimasukkan ke kantong plastik dan ditutup erat-erat.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Hadi, Upik Kesumawati dan Susi Soviana. 2010. Ektoparasit: Pengenalan, Identifikasi dan Pengendalianny. Bogor: IPB Press Bogor
Sigit, Singgih H dan Upik Kesumawati Hadi. 2006. Hama Permukiman Indonesia: Pengenalan, Biologi dan Pengendaliannya , Bogor : Unit Kajian Pengendalian Hama Permukiman Fakultas Kedokteran Hewan IPB
Anonim, 2009. Pengendalian Kutu Busuk. http://www.tanindo.com/abdi18/.htm. [Diakses pada tanggal 19 maret 2014]

2 komentar:

  1. kunjungan pertamaku untuk blog ini, sungguh artikel yang ada disini memiliki kualitas content yang bermanfat bagi saya, tak heran bila blog pertanian banyak pengunjungnya? salam sukses :)

    BalasHapus
  2. Sands Casino Resort | Singapore Online Casino
    Play the exciting online casino slots games at Sands Casino Resort in Singapore. Sign up หาเงินออนไลน์ and 샌즈카지노 claim your welcome bonuses here!✔️ 메리트 카지노 쿠폰 Check out our casino promotions!

    BalasHapus