
MAKALAH
PENGENDALIAN VEKTOR KUTU BUSUK
Disusun
Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengendalian Vektor dan Rodent
Oleh
:
Kelompok
5
1. Puput
Baryatik (122110101020)
2. Holifatul
Laili (122110101032)
3. M.
Iqbal Hanif M (122110101070)
4.
Anis
Sofi Hidayati (122110101073)
5.
Agarahman
Arif (122110101074)
6.
Rohmati (122110101081)
7. Leilya Irwanti (122110101093)
8. Uswatun Asihta (122110101099)
9. Dewi Masyitoh Y.S (122110101113)
10. Fadilah Akbar F (122110101155)
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS JEMBER
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan Karunia dan Rahmat-Nya, sehingga kami mampu menyelesaikan
tugas ini dengan tepat pada waktunya. Makalah ini berhasil tersusun berkat
bantuan dari pihak-pihak lain yang senantiasa membantu kami. Makalah ini kami buat untuk memberikan
pengalaman tambahan kepada para pembaca tentang Pngendalian Vektor Kutu Busuk.
Tak
lupa juga kami
ucapkan terima kasih kepada dosen bidang studi yang telah memberikan materi
kepada kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.kami ucapkan terima kasih
kepada teman-teman yang sudah ikut berpartisipasi meluangkan waktunya membantu menyelesaikan tugas ini.
Kami
berharap
dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca pada umumnya.Kami mengucapkan terima
kasih dan mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam penyusunan makalah ini.
Jember,
21 Maret 2014
Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perjuangan manusia melawan
gangguan hama sudah dimulai semenjak ia tercipta di muka bumi ini. Sebagian hama menyerang manusia dan hewan
ternak baik secara langsung dengan menghisap darahnya, maupun tidak langsung
sebagai penular berbagai jenis penyakit atau sebagai pengganggu dengan caranya menempel pada inangnya sehingga menimbulkan gangguan
fisik maupun psikis pada inangnya. Beberapa jenis hama diantaranya yaitu lalat,
nyamuk, kutu, pinjal, caplak, tungau dan lain-lain.
Kutu adalah serangga yang sangat mengganggu
manusia karena menghisap darah. Kutu
juga bisa menjadi vektor penyakit. Di Indonesia,
sampai akhir tahun 1970an, permasalahan kutu banyak ditemukan di rumah, gedung pertunjukan, hotel atau tempat lainnya dimana manusia
tidur atau duduk. Tetapi karena keberhasilan pengendalian dengan insektisida,
kutu busuk hampir dapat dikendalikan secara penuh, dan hampir tidak ada
informasi tentang serangan kutu busuk dalam kurun waktu 1980-2000.
Tetapi akhir-akhir ini, terutama dalam 3-5
tahun terakhir, kutu busuk mulai
menjadi masalah, banyak ditemukan di hotel berbintang, losmen asrama, dan
sedikit di rumah tinggal. Sebenarnya permasalahan yang mulai terjadi di
Indonesia tidak separah permasalahan yang sudah terjadi di banyak negara di
Eropa, Amerika Serikat, Canada, dan Australia bahkan Malaysia dan Singapura
mulai melaporkan adanya permasalahan dengan kutu busuk. Di AS, misalnya pada
tahun 2007 dilaporkan telah terjadi peledakan populasi (out breaks) kutu busuk
di 50 negara bagian.
Munculnya kembali kutu busuk, merupakan salah satu
misteri dalam Entomologi, mengingat serangga penghisap darah ini hampir tidak
muncul untuk jangka waktu puluhan tahun. Walaupun demikian, adalah fakta bahwa
dengan adanya globalisasi, orang dan barang dapat dengan mudah berpindah dari
satu tempat/negara ke tempat/negara lainnya. Mobilitas ini turut memberikan
kontribusi terhadap penyebaran kutu busuk ini ke seluruh dunia. Oleh karena itu, dalam makalah
ini kami akan membahas tentang karakteristik dan pengendalian kutu busuk.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa saja jenis spesies kutu busuk beserta ciri dan dampaknya bagi
kesehatan manusia?
2.
Bagaimana cara pengendalian kutu busuk?
1.3 Tujuan
1.
Mengetahui jenis spesies kutu busuk beserta ciri dan dampaknya bagi
kesehatan manusia.
2.
Mengetahui
cara pengendalian kutu busuk.
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Kutu busuk adalah salah satu insekta yang termasuk
dalam ordo Hemiptera yaitu salah satu jenis serangga yang mengalami
metamorfosis tidak sempurna, serta tidak mempunyai sayap. Umumnya binatang ini
hidup dari menghisap darah korbannya yaitu manusia atau hewan. Kepinding
merupakan serangga kecil dan merupakan hewan nocturnal hematophagous. Kepinding
manusia masih berkembang pesat dengan populasi yang banyak khususnya di negara
berkembang yang sebelumnya relatif bebas kepinding. (Harold J Harlan, 2006)

Genus
dan spesies kepinding pada umumnya bisa beradaptasi dengan baik di lingkungan
manusia. Hewan tersebut dapat ditemukan di daerah iklim di seluruh dunia dan
sudah dikenal sejak zaman pra-sejarah. Spesies lainnya termasuk cimex hemipterus, ditemukan di wilayah
tropis (termasuk Florida), yang juga mengganggu unggas dan kelelawar dan septocimex baveli ditemukan di wilayah
tropis, Afrika Barat dan Amerika Selatan yang mengganggu kelelawar dan manusia.
Cimex polasellus dan cimex pipistrella
utamanya menyerang kelelawar, sedangkan haemotosiphon
inodora, spesies dari Amerika Utara, memangsa unggas. (Alameda Country
Vector Control Services District, 2002)
![]() |
Kepinding merupakan serangga dari ordo hemiptera dan famili dari cimidae. Kepinding yang umumnya berasosiasi dengan manusia adalah cimex lectularius (Common Beg Bug). Spesies lain yang juga berarosiasi dengan manusia adalah cimex hemipterous (Tropical Bed Bug).
Kepinding
merupakan serangga kecil tanpa sayap (+ 3/8 inci), tapi dapat dilihat
dengan mata telanjang. Bentuk kepinding oval dan penampilannya terlihat
tipis/datar. Siklus hidupnya adalah telur, 5 tahap nimfa, dan dewasa.
Pertumbuhan dibawah kondisi normal memerlukan 5-8 minggu dari telur hingga
dewasa. Bentuk nimfa terlihat seperti kepinding dewasa kecuali untuk ukurannya.
Kepinding (jantan dan betina) memakan darah hanya pada mamalia dan burung.
Betina dewasa membutuhkan asupan darah untuk memproduksi telur dan selama masa
hidup (+ 18 bulan) bisa memproduksi 200-500 telur. Kepinding merupakan
hewan yang beraktivitas pada malam hari (noctural), tetapi bisa mencari makan
pada siang hari di area yang kurang cahaya/tempat gelap. (Harold J Harlan, 2006)
2.2 Klasifikasi Kutu busuk
Kerajaan: Animalia
Filum: Arthropoda
Kelas: Insecta
Ordo: Hemiptera
Upaordo: Heteroptera
Infraordo: Cimicomorpha
Superfamili: Cimicoidea
Famili: Cimicidae
Filum: Arthropoda
Kelas: Insecta
Ordo: Hemiptera
Upaordo: Heteroptera
Infraordo: Cimicomorpha
Superfamili: Cimicoidea
Famili: Cimicidae
2.3 Morfologi
Morfologi
Kutu Busuk:
a.
Dua spesies kutu busuk
yang mendapat makanan dari manusia : kutu busuk biasa (Cimex lectularis ) yang terdapat pada dunia dan kutu busuk tropic (Cimex hemipterus) yang terdapat terutama
di negara-negara beriklim tropic.
b.
Mereka dapat
menimbulkan gangguan hebat ketika berada pada kepadatan penduduk yang tinggi
akan menjadi suatu hal yang biasa pada daerah dengan kondisi rumah yang
memprihatinkan.
c.
Kutu
busuk mempunyai tubuh yang datar dengan bentuk oval tanpa sayap dan panjangnya 4-7 mm.
d.
Warnanya
berkilau coklat kemerahan tapi setelah makan darah menjadi bengkak/gembung dan
warnanya menjadi coklat tua.
e.
Kepalanya mempunyai
sepasang antena yang panjang, mata majemuk yang menonjol di lateral, dan alat
mulut yang khas sebagai probosis yang dapat dilipat ke belakang di bawah kepala
dan toraks bila tidak digunakan. Bila menghisap darah bagian mulut ini menjulur
ke depan. Protoraks membesar dengan lekukan yang dalam di bagian depan tempat
kepala menempel.
f.
Bagian mulut digunakan
untuk menusuk dan menghisap. Labrumnya kecil dan tidak dapat digerakkan. Labium
membentuk suatu tabung yang terdiri atas 4 ruas, dan mengandung stilet maksila
dan mandibula yang berguna untuk menusuk dan mengisap.
g.
Sayapnya tidak
berkembang (vestigial) dan abdomennya terdiri atas 9 ruas yang jelas.
2.4 Siklus hidup
Karena bentuk tubuhnya yang gepeng, kutu busuk ini
mampu merayap dan menyusup ke dalam celah yang sangat sempit. Siklus hidup kutu
busuk dimulai dari telur yang dihasilkan oleh kutu busuk dewasa dengan jumlah
sekitar 100 sampai 250 ekor untuk sekali musim bertelur yang biasanya
berlangsung antara 2 sampai 10 bulan. Kutu busuk bertelur 1-5 butir sehari
selama 2-10 bulan. Telurnya berwarna putih dengan panjang kira-kira 1 mm.
Telur-telur ini ditempelkan pada celah-celah atau pada tepi kasur, kemudian
akan menetas selama 18 sampai 56 hari. Cepat atau tidaknya menetas tergantung
dari temperature dan ketersediaan makanannya. Tahap selanjutnya adalah nimpa.
Bentuk nimpa mirip dengan bentuk dewasa namun lebih kecil. Pada tahap nimpa
ini, kutu busuk sudah mulai menghisap darah manusia dan mengalami pergantian
kulit sebanyak 5 sampai 6 kali. Nimpa akan berkembang menjadi dewasa dalam
waktu 8-13 minggu. Pada tahap dewasa, betina mampu tidak makan selama 1 tahun
dan dapat bertahan hidup dalam suhu rendah 0oC untuk waktu yang
lama. Sedangkan untuk jantan biasanya mampu bertahan antara 6 bulan sampai 1
tahun.
2.5 Gejala Penyakit Akibat Kutu Busuk
Sampai sekarang tidak ada bukti-bukti bahwa kutu
busuk berfungsi sebagai vektor transmisi penyakit-penyakit manusia. Kutu busuk
mengganggu kesenangan manusia karena menggigit dan menghisap darah manusia.
Kutu busuk paling suka darah manusia, tetapi kadang-kadang juga menghisap darah
ayam, unggas lainnya, tikus, binatang-binatang lain. Mereka hisap darah untuk
makanan mereka. Ada orang yang sangat sensitif terhadap gigitan kutu busuk,
tempat yang digigit menjadi merah, bengkak dan gatal, ini disebut sebagai
penyakit ruam-ruam. Tetapi ada juga orang-orang yang seolah-olah tidak
merasakan apapun kalau digigit oleh kutu busuk. Kutu busuk mempunyai kebiasaan
untuk degaekasi segera sehabis menghisap darah. Tempat gigitan yang menjadi
gatal digaruk-garuk dan feces kutu busuk terdorong masuk kedalam luka bekas
gigitan, tetapi dengan cara ini tidak ada penularan penyakit.
2.6 Pengendalian
Bila
masalah kutu busuk dilaporkan atau ditemukan, sebelum dilakukan pemeriksaan
oleh ahli dan upaya pengendalian kutu busuk dilakukan ada hal-hal praktis yang
harus dilakukan, bila hal ini terjadi di kamar hotel, rumah, asrama adalah
sebagai berikut :
1. Jangan
memindahkan barang apapun dari kamar, bila hal ini dilakukan penyebaran kutu
busuk ke tempat lain/kamar akan amat mudah terjadi.
2. Setelah
pemeriksaan oleh ahli dilakukan, semua sprei, gorden dan pakaian yang ada harus
dikeluarkan (termasuk tempat tidur, jangan memindahkan tempat tidur ke gudang,
apalalagi memindahkan ke kamar lain, karena akan menyebarkan kutu busuk ke
tempat lain). Barang-barang tersebut harus diperiksa secara teliti sebelum
dipindahkan ke tempat lain, dengan terlebih dahulu dimasukkan ke kantong plastik
dan ditutup erat-erat.
3. Pengendalian
kutu busuk hanya dapat dilakukan bila pemilik tempat (hotel, rumah dsb) memahami
permasalahan kutu busuk ini dengan baik (antara lain cara hidup kutu busuk,
dari mana kutu busuk datang, bagaimana cara pengendaliannya, apa yang harus
dilakukan oleh pemilik tempat agar pengendalian dapat dilakukan). Dengan
pemahaman ini pemilik tempat dapat mencari perusahaan pengendali hama yang baik
dan memahami betul biologi dan cara pengendalian kutu busuk (dengan insektisida
atau tanpa insektisida).
4. Bila
insektisida digunakan, pemakaian insektisida perlu diulang (karena biasanya
hanya membunuh nimfa dan dewasa) sampai semua telur kutu busuk yang ada menetas
dan akhirnya terkena insektisida dan mati. Tetapi karena banyak kutu busuk
sudah resisten terhadap insektisida (banyak dilaporkan di Amerika, dan Eropa),
pilihan insektisida untuk mengendalikannya menjadi amat terbatas. Berdasarkan
penelitian awal yang dilakukan di
laboratorium ITB menunjukkan bahwa kutu busuk yang kami peroleh dari beberapa
tempat di Indonesia banyak yang sudah resisten terhadap insektisida piretroid,
organofosfat dan karbamat.
Dengan demikian, pemilihan insektisida (jenis formulasi dan cara kerja, mode of action insektisida) yang tepat dikombinasikan dengan cara-cara tanpa insektisida dapat digunakan untuk mengendalikan kutu busuk dengan baik.
Dengan demikian, pemilihan insektisida (jenis formulasi dan cara kerja, mode of action insektisida) yang tepat dikombinasikan dengan cara-cara tanpa insektisida dapat digunakan untuk mengendalikan kutu busuk dengan baik.
2.7 Pemberantasan
Pemberantasan
Cimex/ kutu busuk secara garis besar dapat dilakukan dengan cara :
1. Letakkan
kulit durian di bawah tempat yang banyak terdapat kutu busuknya. Biarkan
beberapa hari, maka kutu busuk akan lenyap.
2. Ambillah
beberapa buah asam segar, kupas kulitnya dan letakkan di tempat kutu busuk
berada. Maka kutu busuk akan pergi jauh-jauh dari tempat tersebut.
3. Menaruh
daun mindi kering di bawah kasur juga dapat mengusir kutu kusuk.
4. Dapat
juga menggunakan Baygon untuk membunuhnya, tetapi yang terpenting sering
menjemur kasur karena tujuannya untuk membunuh telur-telurnya.
5. Meneteskan
lilin/minyak tanah di tempat-temmpat yang tersembunyi, termasuk lekukan-lekukan
kasur, jumlah tetesannya sesuaikan dengan kebutuhan, yang terpenting tetesan
lilin menutup celah-celah sekaligus memanaskan/mematikan telur dan nimfa.
6. Pemberantasan
yang paling efektif adalah mengeringkan/menjemur tempat-tempat habitatnya,
seperti kasur dan sofa.
BAB
III
PEMBAHASAN
3.1 Kasus I
Minggu, 23 Januari 2011
Jurnal KeSimpulan.com - Kutu busuk melakukan
perlawanan terhadap pestisida. Anda mengalami kesulitan mengeluarkan kutu busuk
sialan bahkan dengan pestisida?
Mereka mungkin telah mengembangkan gen baju besi
sehingga tahan terhadap racun serangga. Analisis genetik kutu tempat tidur
kepinding (Cimex lectularius)
mengungkap bahwa serangga penghisap darah mengembangkan perlawanan terhadap
pestisida.
Setelah kutu busuk menyeruput darah sering
meninggalkan benjolan karena rasa gatal pada situs. Setelah mereka berpesta,
parasit 6 milimeter ini bermeditasi di celah-celah gelap hingga enam bulan
untuk mencerna darah kita yang dicuri sehingga untuk menemukan dan memberantas
mereka sangat sulit.
Sejak 1940-an, insektisida dosis tinggi digunakan
secara luas, DDT telah membuat populasi kutu busuk menurun. Namun dalam dekade
terakhir, populasi mereka meningkat 100 hingga 500 persen di Amerika Utara,
Eropa, Asia timur dan Australia. Kebangkitan parasit ini sebagian disebabkan
oleh peningkatan perjalanan manusia ke dan dari daerah pemasok kutu busuk serta
penjualan mebel dan pakaian bekas yang terinfeksi.
Tetapi peningkatan populasi juga tumbuh karena
mereka telah mengembangkan ketahanan terhadap pestisida seperti piretroid, kata
Omprakash Mittapalli, entomolog dari Ohio State University di Wooster. Memahami
bagaimana makluk memakai baju besi perlindungan baru dapat memberi metode
kontrol yang lebih efektif.
Mittapalli dan rekannya curiga seperti hama lainnya,
kutu busuk resisten memproduksi lebih banyak detoxifying enzymes seperti cytochrome P450s dan glutathione
S-transferases (GSTs) yang menelan senyawa beracun dalam pestisida berbahaya
setelah mereka merubah struktur kimia.
Para peneliti melakukan sekuens messenger RNA (mRNA)
dari laboratorium yang memelihara kutu busuk yang rentan terhadap pestisida.
Dengan membandingkan mRNA ke database sekuens genetik, Mittapalli menemukan
beberapa gen menyandikan cytochrome P450 dan GST enzymes.
Mittapalli kemudian membandingkan populasi kutu
rentan dengan populasi kepinding yang tampaknya tahan pestisida yang
dikumpulkan dari sebuah apartemen di Columbus, Ohio, yang selamat setelah
diberondong insektisida berulang. Peneliti melihat bagaimana tingkat gen enzim
pengkode mRNA bervariasi selama pertumbuhan dan perkembangan kutu busuk dari
balita hingga dewasa.
Sepanjang kehidupan kutu busuk, gen cytochrome P450
lebih diekspresikan dalam populasi yang telah terkena pestisida daripada
populasi yang rentan. Balita dalam populasi yang terpapar pestisida juga
menyatakan jumlah lebih tinggi GST mRNA daripada kutu yang rentan pestisida,
walaupun pada dewasa tidak ada perbedaan yang signifikan.
Hasil penelitian menunjukkan resistensi pestisida
mungkin karena "kombinasi perubahan genetik kutu," kata Mittapalli,
melapor ke PLoS ONE.
Michael Keller, entomolog dari University of
Adelaide, Australia, mengatakan hasil studi memberikan "bukti kuat"
bahwa enzim adalah mekanisme resistensi. Namun, Keller menunjukkan kehadiran
enzim secara tidak langsung (melalui aktivitas mRNA) daripada secara langsung,
sehingga cara resistensi "memerlukan konfirmasi".
Mittapailli mengakui melihat mRNA "untuk
mendapatkan gen secara fungsional aktif dalam genome kutu". Dia sekarang
akan mengkonfirmasi fungsi gen dan mengamati perubahannya.
Keller mengatakan di masa depan, insektisida mungkin
akan disaring untuk memastikan tidak akan detoksifikasi oleh enzim. Atau,
metode pengendalian baru bisa dirancang untuk memblokir jalur detoksifikasi.
3.1.1 Analisis Kasus I
1. Apa
penyebab kutu busuk tempat tidur Cimex lectularius resisten terhadap pestisida?
Kutu busuk Cimex lectularius mempunyai detoxifying enzymes seperti
cytochrome P450s dan glutathione S-transferases (GSTs) yang menelan senyawa
beracun dalam pestisida berbahaya setelah mereka merubah struktur kimia.
2. Apa
yang menjadi kemungkinan terbesar kutu busuk Cimex lectularius menjadi resisten
terhadap pestisida?
Kutu busuk Cimex lectularius menjadi resisten
dimungkinan karena penggunaan pestisida dengan dosis tinggi yang pada akhirnya
tidak efektif untuk membasmi kutu busuk tersebut secara tuntas, tetapi malah
membawa dampak pada struktur genetika kutu busuk tersebut. Sebagai contoh, pada
tahun 1940-an penggunaan pestisida dosis tinggi marak digunakan dan memang
berhasil menurukan populasi kutu busuk. Namun, beberapa dekade terakhir
dilaporkan bahwa populasi kutu busuk menjadi meningkat sampai 100-500 kali dari
jumlah populasi pada tahun 1940.
3. Mengapa kutu busuk Cimex lectularius menjadi resisten
terhadap segala macam pestisida yang ada di dalam pasaran?
Kutu
busuk Cimex lectularius menjadi
resisten Karen kutu busuk tersebut menghasilkan detoxifying enzymes
seperti cytochrome P450s dan glutathione S-transferases (GSTs) yang menelan
senyawa beracun dalam pestisida berbahaya setelah mereka merubah struktur kimia. Detoxifying
enzymes terbentuk karena ada nya perubahan struktur genetika ketika pada
zaman dahulu kutu busuk tersebut dicoba dibasmi dengan menggunakan
pestisidadengan dosis tinggi.
4. Dimana terjadinya ledakan populasi kutu busuk Cimex
lectularius sebagai akibat dari kesalahan penggunaan pestisida pada tahun
1940-an?
Terjadinya
ledakan populasi kutu busuk sebesar 100 hingga 500 persen
di Amerika Utara, Eropa, Asia timur dan Australia.
5. Kapan terjadinya kesalahan penggunaan pestisida yang
pada akhirnya mengakibatkan terjadinya ledakan kutu busuk?
Penggunaan
pestisida dengan dosis tinggi dan salah terjadi pada tahun 1940-an.
6.
Siapa yang
seharusnya memberikan edukasi terkait dengan membasmi/memutuskan rantai
perkembangan kutu busuk?
Pihak
yang sebaiknya memberikan edukasi terkait tentang kutu busuk adalah Dinas
Kesehatan bagian Pengendalian Penyakit Menular.
7.
Bagaimana cara
menekan jumlah populasi pada kutu busuk secara baik?
Cara
menekan populasi kutu busuk adalah dengan menggunakan pengendalian vector,
beberapa upaya yang efejtif dan dapat dilakukan adalah ketika siklus hidup kutu
busuk berada pada tahap telur dan nimfa. Pada tahap ini, telur kutu busuk masih
belum stagnan diam sehingga mudah untuk dibasmi. Sedangkan pada tahap nimfa,
kutu busuk masih bersifat infertile artinya ia msih belum bias melakukan
pembuahan akibat tidak adanya genital pada tubuh nimfa kutu busuk.
Dengan
demikian, apabila kutu busuk pada 2 stadium tersut dibasmi, secara signifikan
dapat mengurangi populasi kutu busuk. Hal ini karena generasi fertile kutu
busuk mati dan terputus rantai hidupnya. Sedangkan kutu busuk dewasa, mereka
masih bersifat fertile, sehingga masih dapat terus mengalami pembuahan. Oleh
karena itu, lakukan pencegahan diri dari gigitan kutu busuk agar kutu busuk
tidak memiliki makanan dan mati. Walaupun kemungkinan ini dapat terjadi dalam
kurun waktu 4 bulan, karena kutu busuk tanpa makan hanya bias hidup selama 4
bulan.
3.2 Kasus II
Selasa, 17 Mei 2011 | 12:23 WIB
HATI-HATI, KUTU BUSUK MENGUNDANG KUMAN KE TEMPAT TIDUR

Kutu busuk dewasa dengan pembesaran tinggi . livescience.com
TEMPO Interaktif, Vancouver - Gigitan kutu
busuk yang gatal dan membuat orang tak bisa tidur ternyata cuma sebagian kecil
masalah yang dibawa binatang itu. Para ilmuwan menemukan bahwa binatang
pengisap darah itu juga menyembunyikan bakteri resistan antibiotik, atau
disebut superbug.
"Temuan
ini mengungkapkan bahwa kutu busuk, yang awalnya sekadar sesuatu yang
mengganggu, ternyata dapat menyebarkan penyakit," kata Marc Romney,
peneliti studi dari Rumah Sakit St. Paul di Vancouver, British Columbia,
Kanada.
Romney dan
timnya mempelajari lima kutu busuk dari tiga pasien di sebuah rumah sakit. Kutu
busuk dari dua pasien membawa bakteri resistan antibiotik Enterococcus
faeium (VRE). Obat untuk mematikan bakteri itu adalah dengan menggunakan
antibiotik vancomycin, tapi bakteri tersebut kini kebal terhadap obat
itu.
Tiga kutu
busuk dari pasien lainnya positif membawa superbug MRSA, yaitu bakteri Staphylococcus
aureus resistan metisilin. Strain MRSA yang ditemukan pada kutu busuk itu
adalah USA300, strain berbahaya yang diasosiasikan dengan infeksi kulit dan
jaringan lunak.
Bakteri
itu ditemukan pada hampir semua benda, mulai telepon seluler hingga uang,
bahkan di sepanjang pantai. Kuman ini umumnya diasosiasikan dengan rumah sakit,
karena berpindah lewat kontak antara petugas kesehatan dan pasien, meski bakteri
itu harus masuk ke kulit seseorang untuk menyebabkan penyakit.
"Infeksi
MRSA umumnya memerlukan luka pada kulit, dan kutu busuk menggigit kulit,
sehingga secara teori kutu busuk dapat mentransfer bakteri tersebut," kata
Romney. "Kutu busuk dapat membawa organisme dari satu manusia ke manusia
lain."
Namun para
ilmuwan tak tahu apakah para pasien itu telah terpapar bakteri itu sebelumnya
dan memindahkannya kepada kutu busuk, atau apakah kutu busuk membawa bakteri
tersebut bersama mereka sebelum "menumpangi" pasien itu ke rumah
sakit.
LIVESCIENCE | TJANDRA
LIVESCIENCE | TJANDRA
3.2.1 Analisis Kasus II
Pembahasan
menurut analisis 5W + 1H
1.Masalah apa yang akan
timbul jika kutu busuk menyerang manusia ?
Para ilmuwan akhir – akhir telah
menemukan bahwa kutu bususk dapat menyebabkan penyakit yang berhubungan dengan
infeksi kulit dan jaringan lunak, serta para ilmuwan juga menemukan bahwa kutu
busuk membawa bakteri yang resisten terhadap antibiotik
2.Dimana ditemukan kasus
ini ?
Kasus ini ditemukan di penelitian yang dilakukan di Rumah
Sakit St. Paul di Vancouver, British Columbia, Kanada
3.Kapan kasus ini ditemukan ?
Kasus ini ditemukan pada Selasa, 17 Mei 2011
4.Siapa yang melakuakn penelitian dalam kasus ini ?
Marc Romney dari Rumah Sakit St. Paul di Vancouver, British
Columbia, Kanada.
5.Mengapa kasus ini bisa terjadi ?
Dahulu yang awalnya kutu busuk hanya sebagai penggangu
manusia karena gigitannya yang menyebabkan rasa gatal sepanjang malam, kini
sepertinya sudah berevolusi mengikuti perubahan lingkungan, sekarang sudah
ditemukan bahwa kutu busuk membawa bakteri resisten antibiotic yang biasa
dsebut Superbug , bakteri yang masuk
dalam golongan ini sekarang sudah kebal terhadap antibiotic yang dahulu
digunakan sebagai pembasminya, salah satu bakteri resisten yang di bawa oleh
kutu busuk adalah yaitu bakteri Staphylococcus aureus resistan metisilin
denagn strain USA300 yang dikategorikan sebagai strain berbahaya, bakteri ini
diasosiasikan dengan infeksi kulit dan jaringan lunak
6.Bagaimana cara mencegah agar kita terhindar dari penyakit
yang disebabkan oleh kutu busuk seperti pada kasus di atas ?
Manusia tidak dapat memprediksikan atau mengidentifikasi
secara langsug apakah kutu busuk tersebut membawa agen penyakit yang resisiten
terhadap antibiotic seperti yang dijelaskan pada kasusu diatas. Sehingga upaya
pencegahannya masih sama seperti upaya pencegahan secara umum, yakni sebagai
berikut:
1. Pencegahan Primordial
a. Adanya kebijakan dari pemerintah
untuk melakukan riset lebih lanjut akan perkembangan informasi terkait kutu
busuk membawa agen infeksi yang resisten.
b. Membeli barang-barang pakaian yang
terbuat dari material yang tidak dapat digunakan oleh kutu busuk sebagai sarang
perindukan.
2. Pencegahan Primer
a. Health Promotion : Memberikan
promosi kesehatan kepada masyarakat terkait kutu busuk, terutama kepada ibu-ibu.
Bias pula menggunakan bantuan perantara ibu PKK.
b. Specifik protection :
-
Menggunakan repellant ketika tidur
-
Menggunakan lotion kulit
-
Membersihkan tempat
tidur setelah bangun pagi, menjemurnya, dan memcucinya maksimal 1 -2 minggu
sekali.
-
Cucilah seprai dan
selimut secara terpisah dengan air panas. Untuk setiap cucian, tambahkan
sejumlah deterjen serta pemutih.
-
Cucilah barang-barang
lain yang biasa menempel di tempat tidur seperti boneka, dsb. Dengan
menggunakan cara yang sama.
-
Pindahkan tempat tidur
ke area terbuka (bawa keluar rumah).
-
Bersihkan daerah bekas
tempat tidur secara perlahan sampai benar-benar bersih.
-
Membersihkan permukaan
kasur dengan menggunakan pembersih bakteri (sepert Lysol, dsb.) terutama bagian
lipatan dan sudut kasur, rangka ranjang, dan sudut-sudut ranjang.
-
Bunuh kutu busuk dan
larvanya dengan menggunakan hair dryer.
-
Membersihkan setiap
meja sekitar tempat tidur dengan cairan pembersih.
3. Pencegahan sekunder :
a. Diagnosis dini : melakukan
pengamatan kepada kulit setiap bangun pagi. Jika ada benjolan merah dan gatal,
terdapat kemungkinan adanya gigitan kutu busuk. Namun juga perlu
mempertimbangkan factor lainnya.
b. Pengobatan : dapat menggunakan
antibiotic. Namun jika msih belum sembuh atau terdapat gejala resisten maka
periksakan ke dokter kulit.
4. Pencegahan tersier : Rehabilitasi
yaitu mempercepat perbaikan kulit dengan mengonsumsi vitamin C, dan
mikromineral lainnya.
BAB
IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat
kita ambil berdasarkan uaraian di atas antara lain :
1.
Jenis spesies kepinding
yaitu Cimex hemipterus, Septocimex baveli, Cimex polasellus, cimex pipistrella, Haemotosiphon inodora. Spesies
yang berasosiasi dengan manusia adalah Cimex
lectularius (Common Beg Bug) dan Cimex
hemipterous (Tropical Bed Bug).
2.
Sampai sekarang tidak
ada bukti-bukti bahwa kutu busuk berfungsi sebagai vektor transmisi
penyakit-penyakit manusia. Kutu busuk mengganggu kesenangan manusia karena
menggigit dan menghisap darah manusia yang dapat menyebabkan ruam pada kulit. Pengendalian kutu busuk
hanya dapat dilakukan bila pemilik tempat (hotel, rumah dsb) memahami
permasalahan kutu busuk ini dengan baik (antara lain cara hidup kutu busuk,
dari mana kutu busuk datang, bagaimana cara pengendaliannya, apa yang harus
dilakukan oleh pemilik tempat agar pengendalian dapat dilakukan).
4.2 Saran
Sampai
saat ini tidak ada bukti bahwa kutu busuk sebagai vektor transmisi
penyakit-penyakit manusia. Namun hal ini perlu diwaspadai karena kutu busuk
dapat menganggu kenyamanan manusia karena gigitannya yang dapat menyebabkan
ruam pada kulit. Oleh karena itu disarankan kepada pembaca untuk selalu menjaga
agar kutu busuk tidak ada disekitar kita dengan cara selalu mengontrol bagian
yang memiliki potensi keberadaan kutu busuk.
HASIL DISKUSI
1. Kebiasaan degaekasi kutu busuk
Kutu
busuk mempunyai kebiasaan untuk defekasi (bukan degaekasi) segera sehabis
menghisap darah. Tempat gigitan yang menjadi gatal digaruk-garuk dan feces kutu
busuk terdorong masuk kedalam luka bekas gigitan, tetapi dengan cara ini tidak
ada penularan penyakit.
2. Durian dijadikan pengendalian alami untuk mengatasi kutu busuk
Meletakkan
kulit durian di bawah tempat yang banyak terdapat kutu busuknya. Misalnya di
ujung-ujung lipatan kasur, di bawah kasur, di bawah meja, kursi dan sekitarnya.
Bau khas dari durian yang menyengat akan membuat kutu busuk tidak nyaman dan
memutuskan untuk pergi.
3. Mengatasi resistensi Cimex lectularius terhadap insektisida
Berdasarkan penelitian awal yang dilakukan di laboratorium ITB
menunjukkan bahwa kutu busuk dari beberapa tempat di Indonesia banyak yang
sudah resisten terhadap insektisida piretroid, organofosfat dan karbamat.
Dengan demikian, pemilihan insektisida (jenis formulasi dan cara kerja, mode of action insektisida) yang tepat dikombinasikan dengan cara-cara tanpa insektisida dapat digunakan untuk mengendalikan kutu busuk dengan baik.
Dengan demikian, pemilihan insektisida (jenis formulasi dan cara kerja, mode of action insektisida) yang tepat dikombinasikan dengan cara-cara tanpa insektisida dapat digunakan untuk mengendalikan kutu busuk dengan baik.
4. Kutu busuk yang mengigit darah manusia dan darah hewan
Kutu busuk yang biasanya menggigit darah hewan adalah spesies Cimex hemipterus dan yang menggigit darah manusia adalah spesies Cimex lectularius
5. Zat kimia yang sudah resisten terhadap Kutu Busuk
Kutu busuk sudah banyak yang resisten
terhadap insektisida piretroid, organofosfat dan karbamat. Pemilihan
insektisida yang tepat dikombinasikan dengan cara-cara tanpa insektisida dapat
digunakan untuk mengendalikan kutu busuk dengan baik.
6. Bagaimana mekanisme bakteri yang berasal dari kutu busuk masuk kedalam tubuh manusia?
Setelah menggigit manusia kutu busuk akan meninggalkan feses yang mengandung bakteri. Gigitan tersebut akan menimbulkan rasa gatal dan manusia cenderung untuk menggaruk. Jika garukan tersebut berlebihan hingga menimbulkan luka maka bakteri dapat masuk kedalam tubuh manusia dan akan menimbulkan penyakit.
7. Menjemur kasur sebanyak 1-2 minggu sekali atau 1 hari sekali untuk pemberantasan Kutu Busuk
Untuk menghindari adanya kutu busuk, pemberantasan yang paling efektif adalah mengeringkan/ menjemur tempat-tempat habitatnya, seperti kasur dan sofa. Dapat melakukannya sekali dalam 2 minggu dengan meletakkannnya di bawah sinar matahari dan memukul-mukul kasur tersebut menggunakan penebah. Jika memiliki waktu luang dapat juga menjemurnya setiap hari agar penemuan kutu busuk di lipatan kasur bisa dihindari dan yang terpenting sering menjemur kasur karena tujuannya untuk membunuh telur-telurnya.
8.Obat yang sudah digunakan untuk mengatasi resistensi Kutu Busuk
Dapat menggunakan antibiotic. Namun jika masih belum sembuh
atau terdapat gejala resisten maka periksakan ke dokter kulit.
9. Solusi selain menjemur kasur untuk
pemberantasan Kutu Busuk
Dengan cara menggunakan setrika uap sehingga dengan
panas yag dihasilkan dari setrika uap dapat membasmi kutu busuk. Selain itu
meletakkan kulit durian dibawah tempat tidur karena bau yang dihasilkan kulit
durian dapat mengusir kutu busuk.
9.“Jangan memindahkan barang
apapun dari kamar bila hal ini dilakukan penyebaran kutu busuk ke tempat lain/ kamar
akan amat mudah terjadi.“
Maksud dari pernyataan
tersebut adalah seseorang tidak boleh asal memindahkan barang yang dicurigai
terdapat kutu busuk ke tempat lain/ kamar sebelum dilakukan penjemuran terhadap
barang tersebut. Hal itu karena untuk menghindari peyebaran kutu busuk ke
tempat lain. Barang-barang tersebut harus diperiksa secara teliti sebelum
dipindahkan dengan terlebih dahulu dimasukkan ke kantong plastik dan ditutup
erat-erat.
DAFTAR PUSTAKA
Hadi, Upik Kesumawati dan Susi Soviana. 2010.
Ektoparasit: Pengenalan, Identifikasi dan Pengendalianny. Bogor: IPB Press
Bogor
Sigit, Singgih H dan Upik Kesumawati Hadi.
2006. Hama Permukiman Indonesia: Pengenalan, Biologi dan Pengendaliannya ,
Bogor : Unit Kajian Pengendalian Hama Permukiman Fakultas Kedokteran Hewan IPB
Anonim,
2009. Pengendalian Kutu Busuk. http://www.tanindo.com/abdi18/.htm. [Diakses pada tanggal 19 maret
2014]
Anonim,
2009. http://upikke.staff.ipb.ac.id/files/2010/12/Kutu-Busuk-dan-Kiat-Kiat-Pengendaliannya.pdf [ diakses pada 19 Maret 2014]
Michael Keller http://www.adelaide.edu.au/directory/mike.keller
Omprakash Mittapalli http://oardc.osu.edu/phone_single.asp?id=3693
kunjungan pertamaku untuk blog ini, sungguh artikel yang ada disini memiliki kualitas content yang bermanfat bagi saya, tak heran bila blog pertanian banyak pengunjungnya? salam sukses :)
BalasHapusSands Casino Resort | Singapore Online Casino
BalasHapusPlay the exciting online casino slots games at Sands Casino Resort in Singapore. Sign up หาเงินออนไลน์ and 샌즈카지노 claim your welcome bonuses here!✔️ 메리트 카지노 쿠폰 Check out our casino promotions!